JAKARTA,(Media Geser) — Kinerja Perusahaan plat merah lagi-lagi jadi sorotan masyarakat. Kali ini kekecewaan seraya pertanyaan muncul dari Rombongan Aktivis Presidium Pusat (PP) Gabungan Aksi Mahasiswa Alumni Riau (GAMARI) dan Kantor Hukum Mediator Pendampingan Publik Satya Wicaksana.
Seperti yang terjadi hari ini, Minggu (17/10/2021). Rombongan tersebut turut merasakan Kebobrokan Kinerja dari PT Angkasa Pura. BUMN yang banyak berpartisipasi dalam menghabiskan uang rakyat itu (APBN) tak pernah maksimal menjalankan Tugas Pokok dan Fungsinya.Seperti yang disampaikan Larshen Yunus S.Sos Sc SE M.Si C.LA C.ME. Mediator Publik dari Kantor Hukum Satya Wicaksana itu katakan. Bahwa Direktur Utama PT Angkasa Pura mesti di Evaluasi Menteri BUMN.
“Pak Menteri, Tolong Kami! Rakyat jangan hanya dipaksa untuk menjalankan Perintah Negara. Tolonglah Proporsional, kami ini manusia pak, bukan robot. Sesuaikan Hak dan Kewajiban. PT Angkasa Pura sudah terlalu Lalai dengan Tugasnya” tegas Larshen Yunus, Alumnus Sekolah Vokasi Mediator Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu.
Larshen Yunus secara rinci mengatakan, bahwa PT Angkasa Pura telah Lalai untuk menjadi Pelayan atas Masyarakat. Fasilitas Publik di Bandara sengaja dibiarkan Rusak dan tak Layak untuk dipergunakan. Mulai dari Kursi, Tempat Pengecas HP dan Ruang Baca. PT Angkasa Pura juga tak konsisten menerapkan Troli Jembatan dan atau Jalan Penghubung antara Pesawat dengan Bandara. Membiarkan Masyarakat selaku Konsumen berjalan melalui Jalur bawah” sambungnya.
Aktivis Jebolan Sospol Universitas Riau itu juga katakan, banyak hal yang sangat merugikan masyarakat, tatkala berada di Bandara.
“Coba anda bayangkan, Fasilitas Lengkap namun tak Konsisten digunakan. Sementara Masyarakat sebagai Konsumen Wajib memenuhi segala aturan di Bandara. Ini semuakan tak adil, tak proporsional. Kami kira PT Angkasa Pura wajib menindaklanjuti temuan ini” tegas Aktivis Larshen Yunus.
Sampai diterbitkannya berita ini, Kedua elemen Organisasi Masyarakat itu berencana akan Menyurati Menteri BUMN, agar Direktur Utama PT Angkasa Pura terkait dapat segera di Evaluasi.
“Jangan spele dengan hal-hal seperti itu. Penumpang saja dipaksa memenuhi kewajibannya, kok giliran Hak, pihak Perusahaan Plat Merah itu tutup mata!” akhir Larshen Yunus, seraya bergegas menuju badan Pesawat. (*)