“Ketika Bayangan Lebih Terang dari Cahaya”
Oleh: SAYYED ABUBAKAR ABDULLAH ASSEGAF alias IBECKH RONGGO 88 (Sahabatnya LARSHEN YUNUS, Ketua DPD KNPI Provinsi Riau/ Ketua Umum DPP Gabungan Rakyat Prabowo Gibran) Pernah sama-sama Berkhidmat di Rumah Besar Partai PERINDO Provinsi Riau.
Ada yang menarik dari cara sejarah bekerja: ia pelan, tapi pasti, ia tidak selalu bicara dengan suara keras, tapi ia mencatat dengan teliti.
Di Riau, catatan sejarah itu sedang ditulis, bukan dengan tinta emas, tapi mungkin dengan Air Mata Pengkhianatan.
Namanya Abdul Wahid. Kini menjabat sebagai Gubernur Riau. Sosok Muda, Penuh Ambisi dan Nafsu Besar. Tetapi, siapakah yang Mengantar dia hingga ke kursi saat ini? Nama yang tak boleh (dan tak bisa) dilupakan dan atau dihapus dari Perjalanan itu adalah Ir. H. SF Hariyanto, MT (SEKDAPROV Riau, PJ GUBERNUR Riau dan IKHLAS Menjadi WAKIL GUBERNUR RIAU).
SF Hariyanto bukan Tokoh Panggung. Ia tak fasih berslogan, tak suka sorotan. Tapi Jejaknya Jelas. Ia adalah Teknokrat Sejati, Birokrat Senior yang di Mulai dari Seorang Honorer di Lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, pernah menjadi Kepala Dinas (Kadis), Kepala Badan (Kaban), Inspektur di Inspektorat Kementerian PUPR RI di Jakarta, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, Jabatan Tertinggi dalam Birokrasi Daerah, sampai akhirnya di Percaya Presiden RI melalui Menteri Dalam Negeri sebagai Penjabat (PJ) GUBERNUR Riau. SF Hariyanto itu Faham Aturan, Tahu Medan dan yang paling penting punya Reputasi Baik disemua Kalangan Manapun.
Saat Abdul Wahid masih Menggenggam Tiket Kosong dan Butuh Kendaraan, SF Hariyanto-lah yang Membuka Pintu. Perahu Partai, Restu Birokrasi dan Simpati Masyarakat, Abdul Wahid itu Banyak Berutang pada Wajah Tenang dan Rekam Jejak Bersih SF Hariyanto.
Serta yang Paling Penting dan Jangan Lupakan satu hal Penting yang Jarang dibicarakan keras-keras, yakni Kontribusi Secara Finansial.
Dalam setiap Kontestasi, Biaya adalah Kenyataan dan mereka berdua yang tahu Dinamika Pilgub Riau tempo lalu sekaligus Memahami dengan Gamblang, bahwa Kontribusi SF Hariyanto secara Materil tak bisa dianggap kecil. Bahkan, bisa dikatakan Jauh Lebih Besar daripada Modal yang dimiliki sekaligus yang dikeluarkan oleh sang Calon Gubernur Riau, Abdul Wahid S.Pd.i M.Si (yang dari dulu Terkenal sebagai Politikus Tekejut Badan, Picik, Pelit bahkan Kikir)
Namun, seperti kata orang Bijak: “Orang yang paling mudah dilupakan adalah Orang yang Paling Berjasa.”
Setelah Abdul Wahid dilantik menjadi Gubernur Riau, yang muncul Justru sikap menjauh. Wakil Gubernur Riau, SF Hariyanto kini Faktanya seperti Hiasan dalam Struktur. Padahal, selama menjabat PJ Gubernur Riau, ia Menorehkan Berbagai Prestasi yang tak bisa ditepis:
• Memuluskan 21 Ruas Jalan Utama Pekanbaru dalam 5 bulan, bukan dengan Retorika, tapi dengan Kerja Konkret.
• Menurunkan Angka Stunting dari 17% ke 13,6%, Hasil Kerja Sistematis, Bukan Sekedar Simbolis.
• Memberi Penghargaan dan Umrah Gratis untuk para Guru-Guru yang Mengabdi dengan Sepenuh Hati.
• Menginisiasi SIEXPO 2024, Mengangkat Riau sebagai Sentra Sawit Nasional.
• Memberi Penghargaan bagi Sekolah dan Kepala Sekolah inovatif, karena ia percaya: masa depan tak dibangun dari Batu, tapi dari Fikiran.
Ini bukan cerita soal siapa lebih kuat, tapi soal siapa lebih setia!!!
dan hari ini, Publik Menyaksikan satu hal: bahwa Abdul Wahid mulai Berjalan Sendiri, dan SF Hariyanto terlalu cepat untuk dilupakan.
Dalam Falsafah Timur ada ungkapan: “Kalau kau memanjat pohon dengan bantuan orang lain, jangan potong dahan tempat mereka berdiri.”
Tapi mungkin, di Puncak Kekuasaan, Suara Nurani Lebih Pelan dari Suara Tepuk Tangan.
Padahal, Rakyat tak pernah benar-benar lupa. Mereka tahu siapa yang bekerja, siapa yang membiayai dan siapa yang hanya menumpang naik ke atas.
“Ketika Kepercayaan Publik Kokoh Bersama SF Hariyanto, Meskipun Cepat di Lupakan dan Tidak di Beri Peran oleh Sang Gubernur Riau”
Abdul Wahid boleh memegang Jabatan saat ini. Tapi Kepercayaan Rakyat Riau dibangun bukan dari Posisi, tapi dari Pengakuan,
dan hari ini Bayangan SF Hariyanto Justru Tampak Lebih Terang dari Cahaya Sang Gubernur Riau, Gubernur Muda yang Faktanya Lebih Suka Mengeluh, Pusing Tujuh Keliling, Selalu Khawatir dan Konsisten Menghembuskan Rasa Pesimisme bukan Justru Optimisme di Hadapan Rakyatnya.
Salam Silaturrahim dari Saya,
SAYYED ABUBAKAR ABDULLAH ASSEGAF (Koleganya Aktivis Anti Korupsi, Ketua KNPI Provinsi Riau, Kakanda LARSHEN YUNUS);
EDITOR: Piter Tanjung/ S. Ferry Simanjuntak/ Junairi/ Tim Redaktur Pelaksana Harian, dkk.