Jakarta,(Media Geser) – Program ketahanan pangan yang menjadi salah satu unggulan Prabowo Subianto saat menjabat sebagai Menteri Pertahanan, kini terus dilanjutkan dan diprioritaskan setelah beliau menjadi Presiden RI ke-8. Selain fokus pada peningkatan pertahanan negara, penambahan 6 Komando Daerah Militer (Kodam) TNI Angkatan Darat (AD) di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua juga bertujuan untuk mendukung program ketahanan pangan ini. Presiden Prabowo memiliki visi menjadikan keempat wilayah tersebut sebagai lumbung pangan nasional.
Sebagai langkah strategis, Presiden Prabowo baru-baru ini meresmikan 20 Brigade Infanteri Teritorial Pembangunan (Brigif TP) dan 100 Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan (Yonif TP). Selain itu, diresmikan pula 14 Komando Daerah Angkatan Laut (Kodaeral), 3 Komando Daerah Angkatan Udara (Kodau), 1 Komando Operasi Udara, dan 6 Grup Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Tak ketinggalan, 1 Brigade Infanteri Marinir, 1 resimen Korps Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat), dan 5 Batalyon Komando Kopasgat juga turut diresmikan.
Penambahan satuan tugas TNI ini bertujuan untuk menjaga kedaulatan Indonesia di darat, laut, dan udara. Selain pertahanan negara kepulauan, Presiden Prabowo juga ingin memastikan Indonesia memiliki kemandirian dan kedaulatan pangan. Sejumlah Batalyon baru TNI AD akan diberi tugas khusus untuk menopang ketahanan dan kedaulatan pangan. Presiden Prabowo menyadari potensi Indonesia sebagai negara tropis yang dapat dijadikan lumbung pangan dunia, sehingga kemandirian dan kedaulatan pangan akan mewujudkan Indonesia sebagai negara yang makmur dan adil.
Dalam konteks ini, nama Edy Rahmayadi mencuat sebagai sosok yang tepat untuk mendampingi Presiden Prabowo. Sebagai Pangkostrad ke-38, Edy Rahmayadi tentu sangat memahami kebutuhan dan kepentingan pertahanan nasional. Pengalamannya ini akan memudahkannya dalam beradaptasi dengan perubahan struktur dan organisasi TNI.
Tak hanya itu, saat menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) ke-18, Edy Rahmayadi juga fokus pada ketahanan pangan daerah. Ia secara konsisten meningkatkan anggaran pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Hal ini menunjukkan kesungguhannya dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat Sumatera Utara melalui sektor-sektor tersebut.
Oleh karena itu, jika Presiden Prabowo membutuhkan pembantu yang memahami urusan pertahanan nasional serta ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan pangan, Edy Rahmayadi adalah pilihan yang tepat untuk menggantikan Sjafrie Sjamsoeddin sebagai Menteri Pertahanan (Menhan), yang akan ditetapkan sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan.
Edy Rahmayadi juga dinilai mampu berkoordinasi dengan Menkopolkam, seniornya Sjafrie Sjamsoeddin, serta memiliki kecakapan dalam memimpin TNI melalui Panglima TNI serta 3 Kepala Staf Angkatan Darat, Laut, dan Udara. Terutama, ia dikenal loyal dan tunduk kepada Panglima Tertinggi TNI, Jenderal Prabowo Subianto, Presiden RI ke-8.
Sutrisno Pangaribuan
Presidium Kongres Rakyat Nasional (Kornas)